Gedung itu bernama Het Groeneveld tahun 1756

Jika kita sedang berkunjung ke daerah Kampung gedong, condet atau pejaten dan sekitarnya nya. 

Dan mulai agak sedikit bosan ada baiknya berkunjung ke situs sejarah yang ada di Kampung gedong. 
Letaknya di pinggir jalan persis di dalam asrama Polantas
peta lokasi lihat tanda 

Gedung itu biasa di panggil oleh masyarakat sekitar nya sebagai gedung tinggi atau Gedung ki dekle. 
Kini 22-01-2021
Gedung itu sekarang tinggal reruntuhan saja setelah tahun 1985 mengalami kebakaran hebat menghanguskan nya. 

Sumber. Jakarta. go. id

Sejarah gedung yang bernama groeneveld yang artinya lapangan hijau adalah landhuis atau tempat peristirahatan yang di bangun oleh Pieter van De Velde pada tahun 1756.

Wilayah area gedung tersebut merupakan tanah partikelir yang merupakan tanah yang di beli dari voc atau hadiah atas jasa nya kepada pemerintah kerajaan Belanda. 

Pemilik tanah partikelir disebut juga oleh penduduk condet, kampung gedong dan sekitarnya sebagai tuan tanah. 

Tuan tanah memiliki hak istimewa seperti hak fiskal dan hak keamanan
Sehingga penduduk atau petani yang ada di dalam wilayah nya dapat di kenakan pajak atau blasting. 
Jumlah nya tergantung tuan tanah kita ambil contoh tanah partikelir di tanjoeng Oost
Pada tahun 1916
Pajak blasting 25 sen perminggu jadi satu bulan 100 sen. 
Jumlah yang sangat besar bagi penduduk saat itu. Kebijakan yang sangat menyengsarakan penduduk condet dan sekitarnya nya. 

Dalam pengelolaan nya tuan tanah di bantu oleh demang dan Mandor beserta para centeng nya. 

Sedangkan tugas Demang adalah mengambil pajak kepada penduduk dan tugas Mandor menjaga keselamatan Demang. 

Tuan tanah partikelir yang memiliki hak istimewa tersebut dapat membuat peraturan sesuka hati nya atas tanah yang ada di wilayah nya termasuk penduduk nya. 

Jadi setiap kepala keluarga di condet kala itu wajib membayar pajak sewa tanah baik untuk rumah dan lahan pertanian nya. 

Jika tidak sanggup membayar maka akan di adili di Meester Cornelis sebagai pengadilan Distrik. 

Tahun 1913 tercatat 2000 kasus gagal bayar pajak tanah. 

Sumber. Iim imadudin- perlawanan petani di tanah partikelir. 

Akibat peraturan yang menyengsarakan penduduk tersebut mulai timbul kebencian dan marah kepada tuan tanah dan antek - anteknya ( stafnya). 

Tahun 1916 muncul lah gerakan perjuangan Haji Entong Gendut melawan tuan tanah dan para centeng nya. 

Salah satu aksinya menghalangi eksekusi tanah ki taba dan membubarkan acara pesta tari Topeng di gedung groeneveld tersebut. 

Tuan tanah saat itu di kenal dengan sebutan tuan Namen dari keturunan Tjalling Ament dan Dina Cornelis. 

Perjuangan Haji Entong gedut  dkk berlanjut sampai pada akhir nya beliau mati tertembak di desa batu Ampar. 

Kejadian heroik ini di abadikan dalam sebuah pantun

Ular kadut mati di kobak
Burung betet makanin Laron
Entong gedut mati ditembak
Orang Condet pada buron. 

Sumber. 
Perlawanan petani di tanah partikelir Tanjoeng Oost Batavia 1916.- iim imadudin

Jakarta.go.id

Troopenmuseum.com

Selanjutnya saya Mohon keihlasan nya untuk memberikan hadiah membacakan surat al fatihah untuk pahlawan kita 
Haji Entong gendut dan pejuang lainnya yang berjuang bersamanya. 
Semoga Allah SWT mengampuni dan menerima segala amal ibadah nya. Aamiin. 

Selanjutnya nya untuk 
Saudara Iim imadudin
Semoga mendapatkan kehidupan yang barokah. Aamiin. 
Tulisannya sangat bermanfaat untuk generasi penerus tidak lupa akan sejarah dan pahlawan kita. 
Terima kasih 
Matsasih

Jika berkenan melihat video klik di sini








Komentar

Postingan populer dari blog ini

KAMPUNG CONDET sebuah simpul kebesaran Nusantara

Tjondet di kenal sejak tahun 1683

Haji Entong gendut Pahlawan dari Condet 1916