sejarah ondel-ondel betawi

snb project

Penelusuran sejarah Ondel-ondel Betawi

Ondel-ondel sebagai ikon kota Jakarta yang di sahkan melalui perda Nomor 11 pada tahun 2017.
Pernah di lihat oleh W. Scott seorang pedagang dari Inggris pada tahun 1605 . Fruin Mees menulis dalam buku berjudul GESCHIEDENIS VAN JAVA

Pada tahun 1605 Iring - iringan Pangeran Jayakarta Wijayakrama atau pangeran Jayakarta ke 3 setelah Tubagus Angke ( pangeran Jayakarta ke 2 ). 
Menuju kerajaan Banten untuk mengikuti acara khitanan pangeran Abdul Mafakhir yang tiga tahun sebelumnya dinobatkan sebagai Sultan Banten menggantikan ayahandanya Sultan Muhammad yang meninggal di Palembang. 
Antara lain membawa boneka berbentuk Raksasa Een Reus yang saat ini kita kenal sebagai ondel-ondel yang pada zaman itu dianggap perwujudan "danyang desa penolak malapetaka.".

Ondel-ondel terbuat dari anyaman bambu dengan tinggi 250cm dengan garis tengah 80cm dengan wajah berwarna merah dan putih
Pada zaman dahulu rambut ondel-ondel terbuat dari bahan ijuk dan di balut dengan busana gelap untuk yang laki-laki dan busana lebih terang untuk yang perempuan. 

Tercatat ondel-ondel pernah di pakai pada zaman kolonial Belanda tahun 1923 dalam acara pembukaan sayap baru hotel Des Indes. 

Proses pembuatan ondel-ondel
Pada Zaman dahulu proses pembuatan ondel-ondel di mulai dengan sesajen atau sesaji berupa bubur merah dan bubur putih, Rujak tujuh Rupa, kembang tujuan rupa kemudian di berikan wewangian kemeyan yang di bakar. 

Selanjutnya nya ondel-ondel siap dibuat. Setelah jadi ondel-ondel diberikan aroma kemeyan Sambil dibacakan mantra yang di tujukan kepada Roh halus yang di anggap menunggui ondel-ondel tersebut. 
Barulah ondel-ondel di masukan ketempat penyimpanannya. 

Dan ketika akan melakukan pertunjukan atau pementasan di lakukan acara NGUKUP yang diberikan sesajen dan pembakaran wewangian kemeyan serta mantra dari Ketua rombongan ondel-ondel tersebut. 

Musik pengiring ondel-ondel
Ada bermacam macam antara lain Tanjidor, gendang pencak, Bende Remes Ningnong dan Rebana Ketimpring. 

Kini ondel-ondel masih keliling kampung mencari nafkah bagi para pelestari budayanya. 

Demikian sejarah singkat salah satu ikon kota Jakarta
Semoga bermanfaat
Matsasih. 

Jika berkenan melihat video nya silahkan klik link ini. sejarah ondel-ondel

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kelurahan Gedong

Haji Entong gendut Pahlawan dari Condet 1916

Makam dan Maqom bersejarah di condet