Makam dan Maqom bersejarah di condet

Makam dan Maqom bersejarah di condet


BAGIAN 01.

Penelusuran saya lakukan dari istilah 
Makam adalah kuburan sementara Maqom adalah jejak sejarah. 

Sumber. nuonline.com/halimi zuhdy. 

Di Condet ada sebuah "kampung bernama Astawana". Kemudian saya teringat cerita legenda condet yaitu Pangeran Astawana. 

Ada hubungan apa antara keduanya? 

Berdasarkan pertanyaan tersebut mulai saya lakukan penelusuran. 

Surat wasit Pangeran Arya Purbaya menjadi awal data yang saya dapatkan. 
Pada tahun 1716 Beliau menulis surat wasit yang isinya " Menghibahkan beberapa rumah dan kerbau di condet kepada anak-anak dan istrinya ".
Surat wasit ini di sahkan oleh notaris reguleth. 
Sebelum beliau di buang oleh voc ke nagapatman Srilanka. 


Siapakah Pangeran Arya Purbaya? 

Beliau adalah putra Sultan Ageng Tirtayasa Kesultanan Banten yang memimpin pada tahun 1651 - 1683.


Kenapa Pangeran Arya Purbaya ada di condet? 

Ketika Sultan Ageng Tirtayasa di kudeta oleh putra mahkota Kota yaitu Sultan Haji dengan dukungan voc tahun 1681 
Dan berakhir dengan di tangkap nya Sultan Ageng Tirtayasa di istana Surosowan tahun 1683 kemudian di bawah ke Batavia sampai Sultan Ageng Tirtayasa meninggal dunia 1692.


Tahun 1683 ketika ayahanda beliau Sultan Ageng Tirtayasa di tangkap voc, pangeran Arya Purbaya bersama pasukan meneruskan perjuangan dengan cara bergerilya di daerah perbatasan Batavia. 
Seperti Cilincing, jati negara kaum, bekasi dan condet. 

Hal ini di buktikan dengan catatan properti yang di miliki oleh pangeran Arya Purbaya di daerah tersebut. 


Hubungan Pangeran Arya Purbaya dengan Pangeran astawana? 

Berdasarkan cerita legenda masyarakat condet pangeran geger polong dan Maimunah yang menikah dengan pangeran astawana dari makasar. 

Pangeran geger polong adalah nama samaran Pangeran Arya Purbaya saat melakukan perjuangan gerilya di condet melawan voc yang telah menyerang ayahanda Sultan Ageng Tirtayasa. 

Dan pangeran astawana adalah putra dari Dato Tonggaro yang berasal dari Kesultanan Gowa. 
Dato Tonggaro adalah putra Sultan Hasanuddin Kesultanan Gowa ke 16.
Yang di buang oleh voc ke Batavia di bekas hutan jati yang bernama kampung makasar tahun 1673.

Sumber. Dato Tonggaro

Berdasarkan wilayah antara condet dan kampung makasar sangat dekat dan masa yang dapat dikatakan semasa. 

Sangat mungkin pangeran Arya Purbaya dan Dato Tonggaro berkenalan atau silaturahmi
dan menguatkan hubungan tersebut dengan menikah anak mereka yaitu "Maimunah dan pangeran astawana. 


Yang menjadi misteri dan belum berhasil saya temukan jawabannya 
Dari kelima Putri pangeran Arya Purbaya yang manakah yang memiliki nama samaran " Maimunah tersebut. 


Saya coba telusuri istilah ASTAWANA
menurut Kamus bahasa Sunda 1985
Kata ASTA = DELAPAN
dan WAHAI = HUTAN
Jadi Astawana berarti Delapan Hutan

bisa jadi Beberapa rumah warisan dari pangeran Arya Purbaya terletak di dekat sungai Ciliwung jalan kayu manis condet balekambang mulai dari Jalan Jembatan 1 sampai jalan atau Gang Goa Monyet sekarang. 

Visualisasi ada 
Di video youtube channel 
Saya buatkan penelusuran situs atau maqom dan Makam pangeran astawana. 

Mohon di lihat 

Atas kesediannya membaca sampai tuntas saya ucapan terima kasih

Semoga bermanfaat. 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Haji Entong gendut Pahlawan dari Condet 1916

Kelurahan Gedong