Ketika SK 881/2021 Memotivasi Saya

Sejak Januari tahun 2021 saya baru mendengar tentang SK Gubernur DKI jakarta nomor 881/2019 yang isinya tentang percepatan kawasan condet sebagai destinasi wisata. 
Agak telat taunya memang karena pada bulan Mei masa berlaku SK tersebut akan berakhir. 

Tapi saya tetap bersemangat mengali sejarah dan budaya yang memang sudah lama saya rencana untuk sekedar memberikan catatan dan dokumentasi video di youtube untuk anak cucu kelak. 

Saya memulai pada bulan Januari 2021 yang saya tuju adalah situs gedung groeneveld of tandjong oost yang dikenal oleh masyarakat condet sebagai gedung tinggi yang di bangun sejak tahun 1756 . 
Sumber photo tropenmuseum
Ketika saya datang bulan Januari itu kondisi bangun hanya menyisakan sedikit bangun dan puing-puing batu. 
Situs ini juga yang menjadi asal muasal nama salah satu kampung di kawasan condet yaitu kampung gedong yang berada di bawah kecamatan pasar rebo jakarta timur. 

Situs gedong groeneveld ini sekarang berada di dalam komplek polantas tanjung timur kelurahan gedong. 

Saya cukup terkejut melihat kondisi situs ini kalau di kaitkan dengan SK Gubernur nomor 881/2019 tersebut. 
Namun saya berfikir mungkin karena situasi dan kondisi jakarta yang sedang sibuk menanggani pandemi COVID-19 sehingga proses penangganan situs ini belum di kerjakan. 

Kemudian berdasarkan informasi yang saya dapat dari masyarakat sekitar kampung gedong. Ada danau yang letaknya di jalan surilang tepat di RW 12 kelurahan gedong yang luasnya saya perkiraan 2 hektare
Saya mencurigai danau tersebut merupakan sebuah waduk jaman Tuan Tanah partikelir
Yang di gunakan sebagai sumber air untuk kebutuhan perkebunan di kawasan condet. 
Berikut ini photo danau atau waduk surilang tersebut. 


Dan saya masih terus melakukan penelusuran untuk memberikan gambaran tentang kawasan condet yang akan saya mulai dari kelurahan kampung gedong. 

Di kampung gedong juga saya menemukan jembatan Amat Riduan yang di resmikan tahun 2017 oleh walikota jakarta timur. 
Lokasi jembatan tersebut berada di RW 03 RT 13 kelurahan  Kampung gedong. 

Yang menarik dari jembatan penghubung ini adalah model nya "jembatan gantung " Dan Warna kuning. 
Maka masyarakat sekitar lokasi menamainya dengan nama Jembatan Kuning. 

Selanjutnya saya mencari yang lain yang ada di kampung gedong dan seluruh kelurahan di kawasan condet yang terdiri dari kelurahan Cililitan, Batu Ampar, balekambang, kampung tengah dan kampung gedong. 

Bersambung

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kelurahan Gedong

Gambar
Pendahuluan Kelurahan gedong secara administratif berada di wilayah kecamatan pasar rebo jakarta timur.  Peta kelurahan gedong Luas wilayah kelurahan gedong 2.63 km persegi dengan jumlah penduduk 42,303 jiwa  Letaknya berbatasan dengan Sumber Wikipedia Masyarakatnya terdiri dari berbagai etnis suku dengan mata pencarian pedagang dan pegawai negeri serta pegawai swasta.  SEJARAH KELURAHAN GEDONG Pada tahun 1756 seorang bangsawan Belanda membangun sebuah rumah bernama Groeneveld of tandjong oost Yang merupakan rumah tuan tanah partikelir bernama Peter van de Velde Pada zaman itu lahan tandjong oost merupakan sebuah perkebunan yang sangat luas  Bentuk bangunan GROENEVELD dan ini gambar peta Groeneveld tersebut Berdasarkan catatan dalam buku ini mulai dari halaman 51. Gedong Groeneveld menjadi pusat pengelolaan oleh para tuan Tanah yang terus berlanjut sampai kepada Tjalling Ament yang makamnya berada d...
Baca selengkapnya

sejarah ondel-ondel betawi

Gambar
snb project Penelusuran sejarah Ondel-ondel Betawi youtube channel Ondel-ondel sebagai ikon kota Jakarta yang di sahkan melalui perda Nomor 11 pada tahun 2017. Pernah di lihat oleh W. Scott seorang pedagang dari Inggris pada tahun 1605 . Fruin Mees menulis dalam buku berjudul GESCHIEDENIS VAN JAVA Pada tahun 1605 Iring - iringan Pangeran Jayakarta Wijayakrama atau pangeran Jayakarta ke 3 setelah Tubagus Angke ( pangeran Jayakarta ke 2 ).  Menuju kerajaan Banten untuk mengikuti acara khitanan pangeran Abdul Mafakhir yang tiga tahun sebelumnya dinobatkan sebagai Sultan Banten menggantikan ayahandanya Sultan Muhammad yang meninggal di Palembang.  Antara lain membawa boneka berbentuk Raksasa Een Reus yang saat ini kita kenal sebagai ondel-ondel yang pada zaman itu dianggap perwujudan "danyang desa penolak malapetaka.". Ondel-ondel terbuat dari anyaman bambu dengan tinggi 250cm dengan garis tengah 80cm dengan wajah berwarna merah dan putih Pada zaman dahulu rambut onde...
Baca selengkapnya

penelusuran sejarah Pangeran Purbaya di Condet

Gambar
Penelusuran jejak tentang Pangeran Arya Purabaya ini di mulai dari Surat Wasiat yang Beliau tulis sebelum pemberangkatan ke pembuangan di nagapatman.  Tertanggal 25 April 1716 yang di sahkan oleh Notaris Reguleth berisi "menghibahkan beberapa rumah dan kerbau di condet kepada anak-anak dan istrinya ". ( De Haan. 1920:250 ).  Sumber. Okezone/new/Fakhri Rezy/12-06-2019 PANGERAN ARYA PURABAYA adalah anak dari Sultan Ageng Tirtayasa dari Kesultanan Banten Yang memerintah dari 1651-1683. Pangeran Arya Purabaya lahir pada tahun 1661 dan Beliau Menikah dengan Raden Ayu Gusik Kusuma anak dari Patih Nelangkusuma dari Kertasura.  Ketika Sultan Ageng Tirtayasa membagi dua tugas pemeritahannya yaitu Pangeran Haji sebagai Putra Mahkota memegang urusan dalam negeri Kesultanan Banten di istana Surosowan dan Beliau beserta Pangeran Arya Purabaya memegang Urusan Luar negeri di Istana Tirtayasa yang merupakan istana lebih kecil.  VoC yang sejak lama mencari kesempatan untu...
Baca selengkapnya